Senin, 31 Mei 2010

Pojok

Media massa harus pandai-pandai pilih narasumber, ini berita atau infotaiment?

Media massa hati-hati terhadap pemberitaan teroris, niat memberi informasi malah buat senang hati teroris

TAJUK RENCANA

Media Bersaing, Teroris Tertawa dan Masyarakat Kecewa

Tanpa kita sadari, teroris memanfaatkan media untuk mensukseskan aksi mereka. Menyangkut terorisme, media memang tidak hentinya meliput 24 jam non stop. Entah bagaimana prosesnya, tetapi kini keadaannya semakin membingungkan. Masyarakat lebih terkuras energinya untuk sekadar bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?

Masih ingat drama penyergapan teroris di Temanggung beberapa bulan yang lalu? Drama ini merupakan anti-klimaks yang memupuskan harapan berjuta-juta warga Indonesia yang menanti buronan nomor satu Noordin M Top tewas ditangan pasukan anti teroris Densus 88. Tetapi ternyata yang terbunuh bukan Noordin M Top. Setelah semua semakin jelas, masyarakat Indonesia-lah yang kecewa. Ternyata Noordin masih berkeliaran. Mungkin masyarakat yang menyaksikan televisi di rumah sudah keburu senang melihat headline “Noordin Tewas” kembali khawatir. Ternyata terorisme di Indonesia belum usai. Kini disinyalir masih banyak mata rantai teroris di Indonesia semakin meluas.

Memang, media disini berusaha untuk menampilkan berita terbaru dan tercepat, paling depan daripada media lain. Akibatnya, tanpa konfirmasi yang jelas, media sudah memvonis bahwa Noordin yang tewas. Pertanyaannya, darimana kabar itu muncul? Siapa yang memberitahu?. Spekulasi, tuduhan dan dugaan pun silih berganti berdatangan menghampiri pihak berwenang dan masyarakat secara umum yang akhirnya melahirkan opini. Semua itu tak terlepas dari peran media yang merupakan basis terdepan dalam memberikan dan mengolah informasi kepada masyarakat. Peran media begitu penting sehingga keberadaannya menjadi sangat vital dalam kehidupan bernegara. Informasi terkait tewasnya gembong teroris kelas wahid di Indonesia yaitu Nordin M Top bukan hanya sekedar pelayanan dari media kepada masyarakat namun ini juga dijadikan media sebagai senjata untuk menaikkan rating mereka. Oleh sebab itu, informasi dan pemberitaan yang diberikan mengundang banyak tanya akan kebenaran informasi sekaligus mendahului dan mengganggu tugas pihak berwenang dalam mengungkap kebenaran.

Pemberitaan dan informasi serta tugas dari pihak berwenang yang berusaha menguak kasus teror ini setidaknya menjadi bahan tertawaan para teroris karena masyarakat khususnya, media selaku penggiring opini memberikan informasi yang masih simpang siur dan terkesan tergesa-gesa guna menaikkan rating yang justru malah membingungkan masyarakat dalam membatu pihak berwenang dalam menangkap dan mencegah aksi terror. Hal ini juga disebabkan persaingan yang ketat antar media yang berlomba-lomba memberikan informasi dan berita yang sering memakai kata eksklusif dalam berita mereka, sehingga terkesan salah satu media merasa yang terbaik dengan yang lainnya. Begitu pula tindakan pihak yang berwenang dalam mengungkap dan menangkap pelaku teror menjadi sedikit terganggu.

Persaingan media yang ketat dalam memberikan penilaian dan pandangan yang membuat bangsa Indonesia sibuk dengan perdebatan yang anti klimaks terkait pengungkapan siapa dan apa motif para pelaku teror menjalankan aksinya yang kesekian kali di Indonesia. Sedangkan para teroris tertawa melihat kita sibuk membicarakannya dengan berdebat, berspekulasi dan menuduh orang yang disangka tewas dalam aksi penggrebekan itu adalah Noordin M. Top. Para teroris mungkin bisa tertawa terbahak-bahak karena mereka menilai aksinya untuk mengelabuhi instansi ke Polisian Indonesia dan masyarakat telah berhasil.

Kita hanya terpaku bahwa senjata teroris itu hanyalah bom. Padahal, lebih dahsyat lagi adalah propaganda yang mereka sebarkan, kalau boleh disebut sebagai “bom psikologis”. Entah melalui perorangan atau isu tewasnya Noordin M Top yang memperkeruh suasana dan terlanjur muncul di media massa. Teroris tentu tidak bodoh. Mereka dapat menggunakan apa saja untuk melancarkan aksinya. Hal yang bisa kita lakukan hanya sedikit bersikap skeptis terhadap informasi yang belum jelas dan peka terhadap segala macam kejadian di sekitar masyarakat yang janggal. Memerangi terorisme haruslah melibatkan seluruh komponen bangsa, tak terkecuali media. Kongkretnya, mari kita lawan aksi terorisme bersama-sama demi keamanan bangsa dan Negara Indonesia!

(Endah Setiyaningrum/153080077/F)

Pojok

Sri mulyani mundur dari jabatan menkeu Indonesia hijrah ke AS.
Jangan-jangan ingin merasakan empuknya kursi baru AS, ya?

Korban lumpur Lapindo menuntut Aburizal bakeri ganti rugi.
Mantu sampai bermilyar-milyar saja bisa, masak ganti rugi ngak bisa!!

Konggres Partai demokrat berjalan lancar.
Andi Malarangeng tergeser mundur!

Pemilihan ketua KPK harus profesional.
Kalau amatiran, bikin sayembara saja!

(ENDAH SETIYANINGRUM/153080077)

Minggu, 30 Mei 2010

Tajuk Rencana

Masih adakah hak untuk teroris?

Berita Terorisme kembali hangat dibicarakan oleh media, setelah sempat meredup oleh pemberitaan kasus Century. Aksi penembakan teroris yang dilakukan Polis dinilai sebgai sikap yang kurang tepat. Penembakan yang dilakukan Polri dan Densus 88 dinilai sebagai langkah yang terkesan sangat gegabah. Tanpa ada penyelidikan dan pengadilan terhadap teroris , Polri dengan begitu saja melakukan penembakan mati secara membabi buta kepada para teroris. Tampaknya asas praduga tak bersalah dan mekanisme hukum tidak dipergunakan lagi oleh Polisi danDensus 88, mereka lebih memilih menembak mati mereka ketimbang melumpukan?
Sudah beberapa peristiwa penembakan mati teroris secara langsung di tempat kejadian dilakukan oleh Polisi dan Densus 88. Seperti penggrebegan teroris di Ciputat pada 9 Oktober yang berbuntut tewasnya dua buronan Syaifuddin Zuhri dan M. Syahrir di sebuah rumah kos-kosan yang terletak di Jalan Semanggi, Ciputat Timur. Hal sama juga terjadi ketika Densus 88 menyergap di sebuah rumah di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, yang hingga memakan waktu sehari semalam dan menewaskan Ibrohim atau Boim. Begitu pula ketika Densus 88 menyergap buronan kelas wahid Noordin M.Top di desa Kepuhsari Mojosongo Jebres.
Saat itu masyarkat dipertontonkan bagaimana usaha tim Densus 88 menyergap seorang teroris dengan memberondong peluru dan juga peledak ke dalam rumah. Dramatisasi yang dilakukan oleh media ini justru secara langsung menjadikan masyarakat yakin bahwa tindakan membumi hanguskan teroris dengan menembak mati menjadi dimaklumi. Padahal tindakan penembakan mati adalah tindakan yang tidak mengakkan hukum di Indonesia
Polri dan Densus 88 seharusnya tidak melakukan penembakan mati kepada para teroritanpa proses hokum terlebih dahulu. Setidaknya teroris-teroris tersebut di beri hak untuk menjalani proses hokum sebagaimana mestinya. Para Teroris seharusnya di beri kesmpatan untuk menjalani penyelidikan dan pengadilan. Apalagi Negara kita adalah Negara hokum dimana setiap WNI punya kedududkan yang sama dalam hukum dan juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan hukum

(Saras Putri Utami-153080055)


Sabtu, 29 Mei 2010

Terorisme yang kian merajalela

Kelompok teroris hingga saat ini kian gencar melancarkan ancamannya. Selama ini, ada kesan bahwa setelah aparat keamanan berhasil melumpuhkan sejumlan pentolan gerakan terorisme, seolah tugas kita sudah selesai. Padahal, ibarat menangkap ikan dengan jala yang besar, tentu yang tertangkap hanya yang besar-besar saja. Sementara ikan kecil, bisa saja lolos dari sergapan. Kejadian yang sama berlaku dalam penuntasan kasus terorisme. Gembong besar tertangkap, sementara yang kecil lolos. Dan bila tiba waktunya, bibit kecil bisa menjadi besar.

Memang, sejumlah aktor terorisme, seperti Noordin M Top, Dr Azhari, Dulmatin, dll, sudah ditembak mati. Pertanyaannya, akankah bibit terorisme yang sudah lama ditabur selama ini, bisa kita tangkap juga ? Bibit-bibit yang dulu tidak terlihat, dan tidak berarti apa-apa, kini sudah besar dan membahayakan. Lihat saja apa yang terjadi secara beruntun di Aceh.

Bahkan terakhir kita dipusingkan dengan mencuatnya teroris kelas kakap yang baru, yaitu Abdullah Sunata. Oleh Polri, keberadaan Abdullah terus diburu. Sebab, oleh banyak kalangan, termasuk oleh Polri sendiri, power Abdullah setara dengan Noordin M Top dan Dulmatin. Yang membawa pengaruh begitu besar dan kapasitasnya yang mumpuni untuk menggerakkan roda terorisme. Dengan demikian, patut disebut, bahwa ancaman terorisme masih kian mengkhawatirkan dan membahayakan kita semua.

Bahkan, sebagaimana disebutkan oleh para petinggi Polri, target terorisme tidak lagi sekedar membuat kengerian bagi banyak orang, dengan melakukan peledakan bom di tempat-tempat umum. Misalnya di hotel, Mal, atau pusat keramaian lainnya. Namun, kini target sudah diarahkan ke arah yang lebih besar yaitu, istana negara. Artinya, detik-detik perayaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2010 ini pun tak lepas dari ancaman terorisme.

Jaringan teroris terus menebar ancaman dan semakin menunjukkan kekuatannya. Mereka hendak membuktikan betapa kuatnya jaringan yang telah dibangun selama ini dan sekaligus mengancam masyarakat dunia. Tidak heran ketika aparat kepolisian terus gencar memburu teroris dan telah berhasil menembak mati dan menangkap sejumlah pelaku teror, kemudian memunculkan reaksi menantang dari jaringan terorisme internasional.

Misalnya adalah kelompok Al Qaeda yang semakin menggurita. Seperti diberitakan oleh banyak media, Al Qaeda bahkan berencana menyerang penjara di Indonesia, yang merupakan tempat ditahannya sejumlah pelaku teror. Kuat dugaan, bahwa jaringan terorisme di tanah air tumbuh dan berkembang karena sokongan sejumlah organisasi teroris internasional, khususnya dalam hal pendanaan. Kalau kita hendak membumihanguskan teroris dalam negeri, maka satu tugas utama akan memutus mata rantai terhadap jaringan internasional.

Satu ancaman yang paling fenomenal dari kelompok ini adalah diincarnya detik-detik perayaan kemerdekaan pada 17 Agustus nanti. Bisa dibayangkan betapa hebohnya dunia dan betapa malunya Indonesia bila ancaman ini benar-benar terbukti. Kita sangat berterimakasih atas kerja keras yang terus dilakukan oleh aparat kepolisian dan intelijen dalam memburu jaringan teroris. Secara perlahan namun pasti, kerja keras itu telah membuahkan hasil. Terakhir pihak kepolisian menyebar foto dan nama empat orang yang sedang diburon terkait dengan sejumlah aksi teror di dalam negeri. Mereka diduga berperan penting, baik selaku perakit bom, perekrut calon “pengantin”, dan bahkan yang bertugas menyusup ke arena sasaran. Pencarian ini sejalan dengan langkah serius untuk melacak keberadaan sang aktor utama, yaitu Abdullah Sunata yang hingga kini masih belum tertangkap.

Perang terhadap teror tak boleh mengendur. Perang yang tentunya tak boleh sekedar propaganda, himbauan dan slogan-slogan semata. Kita harus memulai dengan langkah yang lebih intensif. Pengawasan di pintu-pintu masuk di sejumlah bandara, pelabuhan, dan lain-lain harus lebih diperketat. Perburuan harus terus ditingkatkan. Demikian juga dengan pengamanan di tempat-tempat vital dan fasilitas umum. Operasi intelijen tak boleh kalah dibanding kelihaian para pelaku teror. Hanya dengan keseriusan kitalah, ancaman terorisme tersebut dapat dipatahkan.

Christina N ( 153080104 / F )


Selasa, 25 Mei 2010

Tajuk Rencana

Terorisme Harus Diakhiri

Berkeliarannya para terorisme, membuat bangsa ini resah dan menjadikan bangsa ini buruk di mata dunia. Kapan semua itu akan sirna?


Bangsa yang dikenal dengan keramahannya ini, berubah menjadi bangsa yang ditakuti karena terorisme yang kian menjamur. Kasus yang dimulai pada pengeboman di Bali, tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta di pulau Bali yang mengakibatkan 202 orang tewas, kemudian di depan Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta pada tanggal 9 September 2004 dan terjadi lagi di Bali pada 1 Oktober 2005 dimana terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Hal tersebut tentu membuat bangsa ini terpuruk, terutama masyarakat Bali yang berlokasi di daerah tempat terjadinya bom tersebut. Peristiwa ini tentu menimbulkan kerugian yang sangat besar. Akan tetapi hal yang paling mendalam adalah trauma yang dialami bangsa Indonesia, karena sangat sulit untuk dihilangkan dan membutuhkan waktu lama untuk memulihkan keadaan seperti semula.

Terorisme yang tak pernah diduga keberadaannya, memang selalu meresahkan masyarakat. Mereka melakukan aksinya tanpa memperdulikan orang yang akan menjadi korban. Yang ada dipikiran mereka adalah hanya melaksanakan misi yang telah mereka rencanakan. Dan warga negara asing yang menjadi tujuan utama mereka.

Saat ini, terorisme kembali bermunculan. Tidak hanya disatu tempat, melainkan diberbagai daerah yang terpencil sekalipun. Pemerintah akhir-akhir ini telah melakukan aksinya dengan mengerahkan pihak kepolisian untuk menyelidiki di masing-masing daerah, seperti yang telah dilakukannya razia KTP di perbatasan daerah yang memungkinkan para terorisme berkeliaran dan berpindah tempat.

Dalam menangani masalah ini, kelihatannya pemerintah kurang professional dalam menentukan sikapnya. Seperti yang terjadi pada beberapa bulan terakhir, dalam hal ini pihak kepolisian, seringkali melakukan penyergapan kepada para pelaku terorisme. Namun yang sangat disayangkan, penyergapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ini cenderung tergesa-gesa, karena dilihat dari cara penyergapannya dan langsung dilakukannya penembakan kepada para pelaku yang diduga teroris.

Hal ini seharusnya tidak dilakukan. Para pelaku teroris sebaiknya ditangkap tanpa harus dilakukannya penembakan, jika situasi pada saat penangkapan memungkinkan. Yang jelas jangan sampai menembak mati para pelaku teroris, karena jika para teroris ditangkap dalam keadaan masih utuh dan hidup kemungkinan pihak kepolisian bisa mengusut sampai ke akar permasalahan dan mencari link para pelaku teroris lainnya. Dan apabila penangkapan yang dilakukan ternyata salah tidak merugikan korban tersebut dan keluarga mereka tentunya. (Dwi Ariani, 153 080 198)




Minggu, 23 Mei 2010

Tajuk Rencana

Teroris manfaatkan berbagai celah

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri belakangan ini berhasil menangkap hidup dan mati kelompok teroris generasi baru, di Cawang, Jakarta, Cikampek, Jabar dan Sukoharjo, Jateng.

Sebelumnya aparat berhasil melumpuhkan tokoh-tokoh teroris seperti Azhari, Noordin M Top, dan Dul Matin. Namun, tertangkapnya gembong teroris tersebut tidak serta-merta perburuan terhadap pelaku teroris lainnya berhenti.

Memburu pelaku teroris yang belum tertangkap (daftar pencarian orang) masih terus dilakukan, dan ini menjadi pekerjaan utama bagi aparat intelijen. Karena itu, mereka yang belum tertangkap dan masih bebas berkeliaran akan terus merekrut pelaku bom bunuh diri,untuk dijadikan martir. Memang, aksi terorisme ini tidak ada yang bisa menduga kapan akan terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu aturan/perundang-undangan yang bisa mencegah dan membasmi aksi-aksi tersebutnya.

Akibat tidak adanya UU inilah dimanfaatkan oleh teroris untuk terus bisa 'bermain' dengan leluasa di Indonesia. Jika hal ini terus dibiarkan (tidak ada UU untuk menangkalnya), diperkirakan Negara Indonesia akan porakporanda oleh aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok terorisme. Hal ini sangat dibutuhkan oleh aparat intelijen untuk mendukung tugas-tuganya. Namun, yang terjadi saat ini adalah banyak kalangan yang phobia terhadap UU intelijen. Padahal, jika UU sudah diberlakukan maka aksi-aksi terorisme bisa ditangkal.

Perang melawan terorisme adalah point of no return dan harus segera dilakukan, hal tersebut merupakan tantangan dan amanah yang harus dikerjakan oleh siapa pun juga terutama aparat intelijen sebagai 'mata dan telinga' negara. (Tri Hitayati/153080144)

Rabu, 19 Mei 2010

OPINI- MAHALNYA BIAYA MASUK KE PERGURUAN TINGGI SWASTA


YOGYAKARTA- Sekarang ini pendidikan di Indonesia cukup mahal. Berbagai perguruan tinggi swasta saling bersaing untuk menarik calaon mahasiswa. Sekarang biaya masuk ke perguruan tinggi sangat mahal. Sehingga menimbukan polemic dimasyarakat. Bagi masyarakat yang kurang mampu, yang ingin menyekolahkan anaknya tentu akan berfikir ulang untuk memasukkan anaknya ke perguruan tinggi swasta. Hal ini lah yang menyebabkan sumber daya manusia di Indonesia kurang berkembang. Memiliki potensi sumber daya manusia yang besar tetapi terhambat oleh mahalnya pendidikaan.

Saat ini untuk masuk ke perguruan tinggi diperlukan biaya lebih dari 10 juta untuk sekali masuk. itu pun belum ditambah biaya lain. Banyak PTS menyaring calon mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi menggunakan berbagai jalur pendaftaran. Baik secara on line atau pun manual. Banyaknya jalur pendaftaran yang dibuka namun belum tentu lulus tes. Padahal biaya pendaftaran saat ini sekitar 120 ribu sampai 175 ribu. Lebih ironisnya lagi, disalah satu perguruan tinggi swasta di Jogja ada oknum pegawai yang menjual satu jawaban soal dengan harga 500 ribu per soal. Menawarkan kepada calon mahasiswa yang tidak lolos tes. Hal inilah yang menyebabkan citra pendidikan di Indonesia buruk.

Memang perlu diakui biaya untuk masuk ke perguruan tinggi swasta sangat mahal jika dibandingkan masuk di perguruan tinggi negeri. Karena mahalnya biaya banyak orang tua yang menyarankan anaknya masuk ke perguruan tinggi negeri dibandingkan perguruan tinggi swasta yang membutuhkan biaya yang sangat besar.

Alternative solusi

Untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tentunya harus berfikir untuk mencari universitas yang terbaik. Mencari perguruan tinggi yang memiliki kwalitas dan mutu pendidikan yang bagus. Beberapa langkah yang dapat ditempuh misalnya seperti survey atau browsing tentang suatu PTS atau PTN di Internet, pilih universitas yang memiliki jurusan yang diminati.

Jika ingin masuk ke perguruan tinggi negeri persiapkanlah diri untuk meghadapi persaingan yang sangat ketat, karena saat ini PTN masih banyak diminati banyak orang dibandingkan dengan PTN karena biayanya lebih murah daripada PTS. Selain itu jika tidak diterima di PTN, pilihlah PTS yang memiliki kwalitas pendidikan yang bermutu baik. Saat ini persaingan sangat ketat, di dunia pendidikan sebuah universitas/ perguruan tinggi bukan lagi ajang untuk menunjukan prestise seseorang tetapi gunakanlah untuk menuntut ilmu sebaik mungkin.

(ENDAH SETIYANINGRUM/153080077/F)

Kolom (endah setiyaningrum/153080077)

KARTINI MODERN DI INDONESIA

SRIKANDI AYU-Di era modern saat ini perbedaan gender bukan menjadi masalah lagi. Perbedaan antara laki-laki dan wanita sudah tidak dibedakan lagi. Zaman Raden Ajeng Kartini, dulu perempuan tidak boleh sekolah hanya boleh melayani suami, masak dan mengurus anak di rumah. Tetapi saat ini hal tersebut tidak berlaku lagi setelah ada emansipasi wanita. Yaitu hak kaum wanita sama dengan hak kaum laki-laki. Bias gender pun sudah tidak berlaku dimasyarakat.
Saat ini banyak muncul kartini-kartini modern yang memperjuangkan hak wanita . Misalnya saja di Jakarta supir busway pun sekarang ada yang wanita. Mereka merasa tidak canggung dengan profesi mereka sebagai supir walaupun mereka perempuan. Jika ada event-event tertentu para supir busway tersebut memakai kostum ala kartini yang menunjukan bahwa perempuan juga bisa bekerja seperti laki-laki. Selain itu dikursi DPR atau MPR, sudah banyak wanita-wanita yang memiliki jabatan penting di pemerintahan. Kaum laki-laki sudah tidak mendominasi kursi pemerintahan lagi. Kaum wanita pun sudah mampu bersaing di kursi pemerintahan. Misalnya saja mentri keuangan Sri Mulyani dan mentri kesehatan Endang.
Hal inilah yang menunjukan bahwa perempuan/ wanita saat ini hebat-hebat. Mampu bersaing dengan kaum laki-laki. Indonesia pun pernah dipimpin oleh seorang kartini yaitu Megawati Soekarno Putri. Dimata masyarakat, perbedaan gender antara wanita dan laki-laki sudah tidak dipermasalahkan lagi. Kaum wanita sudah mampu bersaing dengan kaum laki-laki di dunia kerja. Inilah salah satu bentu perjuangan kartini modern di Indonesia.(Endah setiyaningrum/153080077)

OPINI

Jus Orange untuk Diet

YOGYAKARTA Diet, ideal dan langsing adalah impian hampir setiap wanita didunia ini, khususnya untuk para wanita yang mencintai tubuh indahnya.

Diet adalah salah satu cara populer untuk menurunkan berat badan kita, terlebih lagi biasanya sering dilakukan oleh wanita yang dimana notabenenya memiliki berat badan yang lebih sensitif untuk cenderung cepat naik dibandingkan dengan para pria. Diet sendiri banyak jenisnya, dari jenis diet yang ekstrim (yang mungkin dapat membahayakan kesehatan tubuh hingga diet yang paling sederhana dan paling dianjurkan yaitu menjaga pola asupan makan dengan makan secukupnya (tidak berlebihan) dalam kehidupan sehari-hari. Bagi yang tidak ingin mengambil resiko dan menghindari jenis diet yang berbahaya seperti mengkonsumsi pil atau obat kimiawi, maka langsing sehatdengan cara herbal seperti mengkonsumsi jus orange secara teratur adalah salah satu alternatif pilihan yang dianjurkan.

Kenapa dengan jus orange dipercaya dapat membantu memangkas berat badan? Menurut saya utamanya adalah dikarenakan jenis buah-buahan yang mengandung rasa tajam seperti asam dapat menjaga bentuk tubuh tetap langsing, dan dapat memberikan vitamin yang sangat menyehatkan badan.Para peniliti juga percaya bahwa dengan mengkonsumsi jus orange secara teratur maka juga dapat membantu menghancurkan lemak yang biasanya terakumulasi didaerah pinggang tubuh kita, yang biasanya sebagai akibat dari kinerja sel-sel adipocytess.Pada jus orange, seperti buah jeruk mengandung kadar anthocyanin yang cukup tinggi, dan zat ini adalah dipercaya sebagai faktor utama yang memiliki andil besar dalam mengendalikan kadar lemak di dalam tubuh. Anthocyanin juga dipercaya dapat memperkuat antibody tubuh sehingga membantu dan membuat tubuh lebih kuat dalam melawan penyakit.

Jadi kesimpulannya, jus orange sangat baik di gunakan pada saat ingin melakukan diet. Jangan diet dengan cara yang berlebihan, diet yang dianjurkan sangatlah sederhana yaitu dengan hanya memperhatikan pola makan kita sehari-hari dengan benar. Atau jika tidak mau repot, mungkin cukup melakukan diet dengan makan secukupnya, dan jangan sampai kita kelaparan. (Tri Hitayati/153080144)

Selasa, 18 Mei 2010

OPINI


Diskon = Rayuan Jempol Bagi Kaum Hawa

YOGYAKARTA, SRIKANDI

AYU

-
Diskon, sale, atau potongan harga konon paling banyak diminati kaum wanita, strategisi ini menjadi peluang baik untuk menarik perhatian masyarakat, khususnya wanita untuk terus berbelanja

Diskon menjadi hipnotis bagi para kaum hawa. Hampir setiap toko, supermarket, hypermarket, departemen store, mall dan boutiq berlomba-lomba menawarkan diskon untuk barang-barang yang dijualnya. Mulai dari yang 10% samai dengan 75%. Poster bahkan baliho besar yang bertuliskan “Big Sale atau Jumbo Sale" dari toko-toko yang menawarkan diskon terpampang disetiap pinggir jalan di setiap sudut kota.

Diskon memang menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para calon pembeli teutama para kaum hawa. Diskon seolah-olah menjadi malaikat bagi para pembeli.,yang tanpa mereka sadari sebenarnya mereka telah terjebak dengan teknik-teknik penjualan yang dilakukan oleh penguasa –penguasa pasar. Para pembeli kadang tidak sadar bahwa barang yang mereka beli itu adalah stok lama.

Menurut saya, sampai saat ini diskon masih menjadi suatu strategi yang memliki kekuatan yang ampuh dalam menarik minat konsumen untuk datang ke pusat perbelanjaan atau toko yang menawarkan diskon, bahkan membeli barang yang dijual di sana. Hal tersebut dikarenakan, secara psikologis dijelaskan oleh Brian Tracy, pakar pemasaran AS, keputusan seseorang dalam membeli suatu barang sesungguhnya adalah tindakan emosional. Dari sisi psikologis pembeli tulisan besar pada poster atau papan iklan bahkan baliho “diskon up to 50% dapat merangsang masyarakat untuk mampir ke toko atau pusat perbelanjaan tersebut dan melihat barang-barang yang didiskon, kemudian ketika mereka mulai tertarik dan cocok dengan barang tersebut, mereka mulai menghitung harga setelah didiskon, dan tanpa berfikir panjang langsung saja mereka menuju kasir untuk membayar barang yang akan dibelinya.

Diskon akan menjadi lebih berpengaruh pada emosi pembeli jika penjual memberikan batas waktu dalam pemberian diskon, misalnya saja diskon hanya ada pada hari Sabtu-Minggu atau diskon pada moment-moment tertentu seperti saat Valentine, Natal atau Idul Fitri. Dengan pemberian batas waktu oleh penjual, maka pembeli akan berfikir bahwa belum tentu keputusan itu datang dua kali, kalupun ada kemungkinan barang yang kita incar masih tersedia sangat sedikit.

Selain pemberian batas waktu, teknik pemberian potngan harga dalam bentuk kupon potongan setelah pembelian produk juga cukup menarik perhatian pembeli, karena dengan demikian pembeli akan terpancing untuk terus menerus membeli barang yang dijual.

Jadi kesimpulannya, teknik diskon atau potongan harga tidak lagi diragukan kehebatannya yang ampuh untuk menjadi umpan dalam menarik minat berbelanja bagi masyarakat, khususnya bagi kaum hawa. Jadi jangan segan-segan untuk mencoba meggunakan teknik diskon ini dalam usaha dagang anda, tidak peduli masih usaha kecil ataupun usaha yang sudah besar

(Saras Putri Utami-153080055)

Opini - Kartini VS Perempuan Saat Ini

Kartini dahulu adalah sosok perempuan sederhana yang terbelenggu oleh adat istiadat keluarga ningrat sehingga untuk bersekolahpun masih diberi keterbatasan. Penampilannya bersahaja dan tidak terlalu mengandalkan kecantikan fisik tetapi kehausan beliau akan ilmu pengetahuan yang mengantarnya menjadi sosok yang tidak akan terlupakan sepanjang masa, khususnya bagi perempuan-perempuan Indonesia.
Perempuan Indonesia hari ini kebanyakan lebih mengutamakan materi sebagai hal pokok hidup mereka. Perempuan yang bebas memilih sekolah apapun yang hendak dimasukinya tanpa perlu terkungkung oleh keterbatasan hak dan kewajiban tetapi terkadang disia-siakan. Dari segi penampilan mereka sangat glamor dan cenderung memamerkan fisik untuk mencapai sesuatu (contohnya coba lihat calon legislatif perempuan yang sedang ramai dibicarakan) dan perempuan Indonesia ada juga yang sudah kehilangan jiwa perempuannya dengan lebih mengandalkan membeli makanan ketimbang memasak sendiri, menitipkan anak-anak mereka ke seorang baby sitter ketimbang menjaganya sendiri, memberikan susu kalengan sebagai pengganti ASI karena mereka tidak ingin kecantikannya pudar dengan menyusui.
Memang tidak semua perempuan Indonesia seperti itu tetapi akan kita temukan banyak hal seperti itu seiring dengan bertambahnya waktu.

( Christina N / 153080104 )

Kolom - CARI PENGGANTI SRI AJA KOK BINGUNG???


Belum bisa terungkap pasti, siapa yang akan menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan setelah 1 Juni nanti. Seperti yang di muat oleh koran KOMPAS Selasa, 18 Mei 2010. Yang memuat berita tentang Sri Mulyani yang akan diganti jabatannya namun jabatannya masih bingung siapa yang akan mengantikannya? Dikatakan ada 3 kandidat yang akan menggantikan Sri Mulyani. Mereka adalah Menteri PPN Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana, Ani Ratnawati (sekarang dirjen anggaran), atau Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Nama lain yang juga diprediksi menggantikan Sri Mulyani adalah Iwan Jaya Azis, seorang Guru Besar di Cornel University Amerika Serikat dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Selain itu, calon menkeu yang akan dipilih adalah sosok yang bisa beralasan secara akademik meyakinkan kepada publik bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai seperti yang sebelumnya walau pidato pelantikan Presiden RI sendiri pada Oktober 2009 menyatakan perlunya pertumbuhan ekonomi inklusif. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang di dalamnya mengurangi pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan.

Siapapun pengganti Sri Mulyani, baik wanita maupun pria yang penting bisa menjalankan tugasnya dengan baik, jangan seperti yang sebelumnya.

( Christina N / 153080104 )

Artikel Opini
Busana yang Indah, Busana Muslimah

Yogyakarta : Pakaian akan mencerminkan sikap dan sifat seseorang, karena dari pakaian yang dikenakannya, seseorang dapat dinilai baik buruknya orang tersebut.

Saat ini, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu semakin membawa kehidupan manusia ke arah yang lebih baik serta canggih. Tidak hanya itu, manusia akan selalu di iming-imingi dengan hal-hal yang modern, baik dari hal terkecil hingga hal yang terbesar. Sebagai contoh saja pakaian yang setiap tahunnya berganti mode. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi pun membawa manusia kepada hal-hal baru yang pada akhirnya manusia menjadi korban dari itu semua.

Model pakaian yang berkembang setiap tahunnya merupakan hasil karya daur ulang dari beberapa puluh tahun terakhir. Banyak para perancang busana yang selalu memberikan gagasan tersendiri sehingga masyarakat tertarik dengan hasil karya mereka. Terlebih diantara para konsumen, mereka berani membeli dengan harga yang cukup tinggi, dan biasanya hal ini terjadi pada kaum wanita.

Padahal, dilihat dari fungsi pakaian itu sendiri ialah hanya untuk menutupi tubuh manusia, dimana dengan mengenakan pakaian seseorang akan lebih terlihat indah dan enak dipandang, tidak perlu pakaian yang mahal untuk dikenakan. Cukup yang sederhana saja sehingga tidak mubazir uang yang digunakan untuk membeli pakaian tersebut. Dan yang sangat disayangkan, saat ini banyak sekali para kaum wanita yang mengumbar auratnya (dalam hal ini umat muslim), yang mana dalam mengenakan pakaian mayoritas mengikuti mode terbaru dan gaya hidup yang glamor. Mereka seringkali memakai pakaian yang seharusnya tidak layak pakai karena ukuran yang minimalis dan terlalu banyak bagian yang seharusnya ditutupi tetapi justru dibuka dan diperlihatkan. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi diri orang tersebut dan orang lain. Dengan pakaian yang bisa dikatakan “tidak layak pakai” karena terlalu minimalis dan terbuka, tentu sedikit banyak akan menimbulkan berbagai macam kejahatan.

Dalam ajaran Islam surat An-Nur: 31 mengatakan, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.

Dari makna surat An-Nur ayat 31 di atas terlihat jelas bahwa, sebagai kaum muslimah hendaklah kita menutup aurat yang seharusnya memang tidak untuk diperlihatkan. Dan jelas pula bahwa sebagai wanita muslimah hendaklah kita menahan pandangan, seperti dalam hal berpakaian. Di luar sana tentu banyak sekali mode pakaian yang beraneka ragam. Dalam hal ini, kita tentu di harapkan agar mampu memilih dan memilah mana yang baik dan yang tidak. Kita sebagai wanita muslimah hendaklah berpakaian yang sewajarnya dan diharapkan untuk mampu menutup aurat, karena dengan begitu InsyaAllah kita akan selalu dilindungi oleh Allah SWT dari berbagai macam kejahatan. (Dwi Ariani : 153 080 198)